Memudahkan Urusan Orang Lain
[29] Imam Ibnul A’rabi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memberikan kelonggaran penundaan pembayaran hutang atau menggugurkan hutang tersebut maka Allah akan menaunginya kelak di bawah naungan Arsy-Nya pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya.” (lihat Mu’jam 1/68)
Suami Istri Yang Rajin Mengingat Allah
[30] Imam Ibnul A’rabi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bangun di waktu malam, kemudian dia membangunkan istrinya. Setelah itu mereka berdua melakukan sholat 2 raka’at bersama-sama. Maka pada malam itu mereka berdua dicatat termasuk golongan lelaki dan perempuan yang banyak mengingat Allah.” (lihat Mu’jam 1/136)
Keadaan Manusia Satu Sama Lain
[31] Imam Ibnul A’rabi meriwayatkan dengan sanadnya dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ruh-ruh itu laksana pasukan yang ditata. Yang saling mengenali berkumpul, sedangkan yang tidak saling kenal berpisah.” (lihat Mu’jam 1/142)
Mati Karena Membela Harta
[32] Imam Ibnul A’rabi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati terbunuh karena membela hartanya maka dia mati syahid.” (lihat Mu’jam 1/142)
Doa Yang Mustajab
[33] Imam Ibnul A’rabi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, beliau berkata, “Dahulu dikatakan bahwa bagi setiap muslim yang sedang berpuasa ada doa yang mustajab, yaitu ketika dia akan berbuka.” Periwayat mengatakan, “Adalah kebiasaan Ibnu Umar ketika hendak berbuka, maka beliau berdoa, ‘Yaa Waasi’al maghfirah, ighfirli’: Wahai Allah Yang Maha Luas Ampunan-Mu, ampunilah aku.” (lihat Mu’jam 1/198)
Puasa Ketika Sedang Bepergian
[34] Imam Ibnul A’rabi meriwayatkan dengan sanadnya dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, beliau menceritakan bahwa Hamzah al-Aslami pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hukum berpuasa pada saat bepergian. Maka beliau menjawab, “Apabila kamu mau silahkan berpuasa. Dan apabila kamu mau silahkan berbuka.” (lihat Mu’jam 1/204)
Mengutamakan Sholat Wajib
[35] Imam Ibnul A’rabi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila sholat -berjama’ah- sudah didirikan maka tidak ada lagi sholat selain sholat wajib.” (lihat Mu’jam 1/219)
Doa Ketika Berbuka Di Tempat Orang
[36] Imam Ibnul A’rabi meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, beliau menceritakan: Kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka di tempat orang, beliau membaca doa Afthara ‘indakumush shoo’imuun, wa akala tho’aamakum alabraaru, wa nazalat ‘alaikumus sakiinatu; “Telah berbuka di sisi kalian orang-orang yang berpuasa, memakan hidangan kalian orang yang baik-baik, dan turun kepada kalian ketenangan.” (lihat Mu’jam 1/219)
Bertambah dan Berkurangnya Iman
[37] Imam Ibnul A’rabi meriwayatkan dengan sanadnya dari Umair bin Habib, beliau berkata, “Iman itu bertambah dan berkurang.” Lalu ada orang yang bertanya, “Apa yang dimaksud bertambah dan berkurangnya?”. Beliau menjawab, “Apabila kita mengingat Allah dan merasa takut kepada-Nya itu pertambahannya. Dan apabila kita lalai, melupakan dan menyia-nyiakan maka itulah pengurangannya.” (lihat Mu’jam 1/235)
Kecemburuan Allah
[38] Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah merasa cemburu. Dan seorang mukmin pun merasa cemburu. Adapun kecemburuan Allah itu akan bangkit tatkala seorang mukmin melakukan sesuatu yang Allah haramkan atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kegembiraan Allah
[39] Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, Allah sangat-sangat bergembira terhadap taubat salah seorang di antara kalian jauh melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian di saat ia berhasil menemukan kembali ontanya yang telah menghilang.” (HR. Muslim)
Kasih Sayang Allah Kepada Hamba-Nya
[40] Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu meriwayatkan, suatu ketika didatangkan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serombongan tawanan perang. Ternyata ada seorang perempuan yang ikut dalam rombongan itu. Dia sedang mencari-cari sesuatu -yaitu anaknya, pent-. Setiap kali dia menjumpai bayi di antara rombongan tawanan itu maka dia pun langsung mengambil dan memeluknya ke perutnya dan menyusuinya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepada kami, “Apakah menurut kalian perempuan ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”. Maka kamipun menjawab, “Tentu saja dia tidak akan mau melakukannya, demi Allah. Walaupun dia sanggup, pasti dia tidak mau melemparkan anaknya -ke dalamnya-.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Sungguh, Allah jauh lebih menyayangi hamba-hamba-Nya dibandingkan -kasih sayang- perempuan ini kepada anaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesempatan Untuk Bertaubat
[41] Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membentangkan tangan-Nya di waktu malam agar orang yang berbuat dosa di siang hari segera bertaubat. Dan Allah bentangkan tangan-Nya di waktu siang agar orang yang berbuat dosa di waktu malam hari segera bertaubat. Sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya.” (HR. Muslim)
Tidak Boleh Meremehkan Kesalahan